Konsep Koperasi
KONSEP KOPERASI BARAT
Koperasi
merupakan organisasi swasta, yang dibentuk secara sukarela oleh orang-orang
yang mempunyai persamaan kepentingan, dengan maksud mengurusi kepentingan para
anggotanya serta menciptakan keuntungan timbal balik bagi anggota koperasi
maupun perusahaan koperasi.
Unsur-unsur
Positif Konsep Koperasi Barat
Keinginan
individu dapat dipuaskan dengan cara bekerja sama antar sesama anggota, dg
saling membantu dan saling menguntungkan.
Setiap
individu dg tujuan yang sama dapat berpartisipasi untuk mendapatkan keuntungan
dan menanggung risiko bersama.
Hasil
berupa surplus/keuntungan didistribusikan kepada anggota sesuai dengan metode
yang telah disepakati Keuntungan yang belum didistribusikan akan dimasukkan
sebagai cadangan koperasi.
Dampak
Tidak Langsung Koperasi Terhadap Anggota
–
Pengembangan Kondisi sosial ekonomi sejumlah produsen skala kecil maupun
pelanggan.
–
Mengembangkan inovasi pada perusahaan skala kecil.
–
Memberikan distribusi pendapatan yang lebih seimbang dengan pemberian harga
yang wajar antara produsen dg pelanggan, serta pemberian kesempatan yang sama
pada koperasi dan perusahaan kecil.
Dampak
langsung koperasi terhadap anggotanya adalah:
Promosi
kegiatan ekonomi anggota.
Pengembangan
usaha perusahaan koperasi dalam hal investasi, formasi permodalan, pengembangan
sumber daya manusia (SDM), pengembangan keahlian untuk bertindak sebagai
wirausahawan, dan kerja sama antar koperasi secara horizontal dan vertikal.
KONSEP SOSIALIS
konsep
koperasi sosialis menyatakan bahwa koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh
pemerintah, dan dibentuk dengan tujuan merasionalkan produksi, untuk menunjang
perencanaan nasional. sebagai alat pelaksana dari perencanaan yang ditetapkan
secara sentral, maka koperasi merupakan bagian dari suatu tata administrasi
yang menyeluruh, berfungsi sebagai badan yang turut menentukan kebijakan
publik, serta merupakan badan pengawasan dan pendidikan.
Menurut
konsep ini, koperasi tidak berdiri sendiri tetapi merupakan subsistem dari
sistem sosialisme untuk mencapai tujuan – tujuan sistem sosialis-komunis
KONSEP KOPERASI NEGARA
BERKEMBANG
–
Koperasi sudah berkembang dengan ciri tersendiri, yaitu dominasi campur tangan
pemerintah dalam pembinaan dan pengembangannya.
–
Perbedaan dengan Konsep Sosialis :
Konsep
Sosialis : tujuan koperasi untuk
merasionalkan faktor produksi dari kepemilikan probadi ke pemilikan kolektif.
Konsep
Negara Berkembang :
tujuan koperasi adalah meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya.
Latar Belakang
Timbulnya Koperasi
A. Keterkaitan
Ideologi, Sistem Perekonomian, dan Aliran Koperasi
Perbedaan
ideologi suatu bangsa akan mengakibatkan perbedaan sistem perekonomiannya dan
tentunya aliran koperasi yang dianut pun akan berbeda. Sebaliknya, setiap
sistem perekonomian suatu bangsa juga akan menjiwai ideologi bangsanya dan
aliran koperasinya pun akan menjiwai sistem perekonomian dan ideologi bangsa tersebut.
A. ALIRAN
KOPERASI
Secara
umum aliran koperasi yang diianut oleh berbagai Negara di dunia dapat
dikelompokan berdasarkan peran gerakan koperasi dalam system perekonomian
dan hubungannya dengan pemerintah. Paul Hubert membaginya menjadi 3 aliran,
yaitu :
Aliran
Yardstick
–
Dijumpai pada negara-negara yang berideologi kapitalis atau yang menganut
perekonomian Liberal.
–
Koperasi dapat menjadi kekuatan untuk mengimbangi, menetralisasikan dan
mengoreksi.
–
Pemerintah tidak melakukan campur tangan terhadap jatuh bangunnya koperasi di
tengah-tengah masyarakat. Maju tidaknya koperasi terletak di tangan anggota
koperasi sendiri.
–
Pengaruh aliran ini sangat kuat, terutama dinegara – negara barat dimana
industri berkembang dengan pesat. Seperti di AS, Perancis, Swedia, Denmark,
Jerman, Belanda dll.
Aliran Sosialis
–
Koperasi dipandang sebagai alat yang paling efektif untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat, disamping itu menyatukan rakyat lebih mudah melalui
organisasi koperasi.
–
Pengaruh aliran ini banyak dijumpai di negara – negara Eropa Timur dan Rusia
Aliran Persemakmuran
(Commonwealth)
–
Koperasi sebagai alat yang efisien dan efektif dalam meningkatkan kualitas
ekonomi masyarakat.
–
Koperasi sebagai wadah ekonomi rakyat berkedudukan strategis dan memegang
peranan utama dalam struktur perekonomian masyarakat.
–
Hubungan Pemerintah dengan gerakan koperasi bersifat “Kemitraan (partnership)”,
dimana pemerintah bertanggung jawab dan berupaya agar iklim pertumbuhan
koperasi tercipta dengan baik.
“Kemakmuran
Masyarakat Berdasarkan Koperasi” karangan E.D. Damanik membagi
koperasi menjadi 4 aliran atau schools of cooperatives berdasarkan peranan dan
fungsinya dalam konstelasi perekonomian negara, yaitu :
–
Cooperative Commonwealth School
–
School of Modified Capitalism / School of
–
Competitive Yardstick
–
The Socialist School
–
Cooperative Sector School
2. Revolusi Prancis
Revolusi Prancis
Révolution française
|
|
Tanggal
|
1789–1799
|
Lokasi
|
|
Partisipan
|
Rakyat Prancis
|
Hasil
|
·
Dihapuskannya kekuasaan raja,
aristokrat, gereja, dan digantikan oleh republik demokratik sekuler dan
radikal yang lebih otoriter dan termiliteristik.
|
Revolusi Prancis (bahasa Prancis: Révolution française; 1789–1799), adalah suatu periode sosial radikal dan
pergolakan politik di Prancis yang memiliki dampak abadi
terhadap sejarah Prancis,
dan lebih luas lagi, terhadap Eropa secara
keseluruhan. Monarki absolut yang
telah memerintah Prancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun.
Rakyat Prancis mengalami transformasi sosial politik yang epik; feodalisme, aristokrasi, dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok
politik radikal sayap kiri,
oleh massa di jalan-jalan,
dan oleh masyarakat petani di perdesaan.[1] Ide-ide lama yang berhubungan
dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik digulingkan
secara tiba-tiba dan digantikan oleh prinsip-prinsip baru; Liberté,
égalité, fraternité (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan).
Ketakutan terhadap penggulingan menyebar pada monarki lainnya di seluruh Eropa,
yang berupaya mengembalikan tradisi-tradisi monarki lama untuk mencegah
pemberontakan rakyat. Pertentangan antara pendukung dan penentang Revolusi
terus terjadi selama dua abad berikutnya.
Di tengah-tengah
krisis keuangan yang melanda Prancis, Louis XVI naik takhta pada tahun 1774.
Pemerintahan Louis XVI yang tidak kompeten semakin menambah kebencian rakyat terhadap
monarki. Didorong oleh sedang berkembangnya ide Pencerahan dan sentimen radikal, Revolusi
Prancis pun dimulai pada tahun 1789 dengan diadakannya pertemuan Etats-Généraux pada
bulan Mei. Tahun-tahun pertama Revolusi Prancis diawali dengan
diproklamirkannya Sumpah Lapangan Tenis pada
bulan Juni oleh Etats Ketiga, diikuti dengan serangan terhadap
Bastille pada bulan Juli, Deklarasi
Hak Asasi Manusia dan Warga Negara pada bulan Agustus,
dan mars kaum wanita di Versailles yang
memaksa istana kerajaan pindah kembali ke Paris pada bulan Oktober. Beberapa
tahun kedepannya, Revolusi Prancis didominasi oleh perjuangan kaum liberal dan
sayap kiri pendukung monarki yang berupaya menggagalkan reformasi.
Revolusi Prancis
Revolusi Prancis
Révolution française
|
|
Tanggal
|
1789–1799
|
Lokasi
|
|
Partisipan
|
Rakyat
Prancis
|
Hasil
|
·
Dihapuskannya kekuasaan
raja, aristokrat, gereja, dan digantikan oleh republik demokratik sekuler dan
radikal yang lebih otoriter dan termiliteristik.
|
Revolusi Prancis (bahasa Prancis: Révolution
française;
1789–1799), adalah suatu periode sosial radikal dan
pergolakan politik di Prancis yang memiliki dampak abadi
terhadap sejarah Prancis,
dan lebih luas lagi, terhadap Eropa secara
keseluruhan. Monarki absolut yang
telah memerintah Prancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun.
Rakyat Prancis mengalami transformasi sosial politik yang epik; feodalisme, aristokrasi, dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok
politik radikal sayap kiri,
oleh massa di jalan-jalan,
dan oleh masyarakat petani di perdesaan.[1] Ide-ide lama yang berhubungan
dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik digulingkan
secara tiba-tiba dan digantikan oleh prinsip-prinsip baru; Liberté,
égalité, fraternité (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan).
Ketakutan terhadap penggulingan menyebar pada monarki lainnya di seluruh Eropa,
yang berupaya mengembalikan tradisi-tradisi monarki lama untuk mencegah
pemberontakan rakyat. Pertentangan antara pendukung dan penentang Revolusi
terus terjadi selama dua abad berikutnya.
Di
tengah-tengah krisis keuangan yang melanda Prancis, Louis XVI naik takhta pada tahun 1774.
Pemerintahan Louis XVI yang tidak kompeten semakin menambah kebencian rakyat
terhadap monarki. Didorong oleh sedang berkembangnya ide Pencerahan dan sentimen radikal, Revolusi
Prancis pun dimulai pada tahun 1789 dengan diadakannya pertemuan Etats-Généraux pada
bulan Mei. Tahun-tahun pertama Revolusi Prancis diawali dengan
diproklamirkannya Sumpah Lapangan Tenis pada
bulan Juni oleh Etats Ketiga, diikuti dengan serangan terhadap
Bastille pada bulan Juli, Deklarasi
Hak Asasi Manusia dan Warga Negara pada bulan Agustus,
dan mars kaum wanita di Versailles yang
memaksa istana kerajaan pindah kembali ke Paris pada bulan Oktober. Beberapa
tahun kedepannya, Revolusi Prancis didominasi oleh perjuangan kaum liberal dan
sayap kiri pendukung monarki yang berupaya menggagalkan reformasi.
Revolusi Prancis
Revolusi Prancis
Révolution française
|
|
Tanggal
|
1789–1799
|
Lokasi
|
|
Partisipan
|
Rakyat
Prancis
|
Hasil
|
·
Dihapuskannya kekuasaan
raja, aristokrat, gereja, dan digantikan oleh republik demokratik sekuler dan
radikal yang lebih otoriter dan termiliteristik.
|
Revolusi Prancis (bahasa Prancis: Révolution
française;
1789–1799), adalah suatu periode sosial radikal dan
pergolakan politik di Prancis yang memiliki dampak abadi
terhadap sejarah Prancis,
dan lebih luas lagi, terhadap Eropa secara
keseluruhan. Monarki absolut yang
telah memerintah Prancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun.
Rakyat Prancis mengalami transformasi sosial politik yang epik; feodalisme, aristokrasi, dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok
politik radikal sayap kiri,
oleh massa di jalan-jalan,
dan oleh masyarakat petani di perdesaan.[1] Ide-ide lama yang berhubungan
dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik digulingkan
secara tiba-tiba dan digantikan oleh prinsip-prinsip baru; Liberté,
égalité, fraternité (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan).
Ketakutan terhadap penggulingan menyebar pada monarki lainnya di seluruh Eropa,
yang berupaya mengembalikan tradisi-tradisi monarki lama untuk mencegah pemberontakan
rakyat. Pertentangan antara pendukung dan penentang Revolusi terus terjadi
selama dua abad berikutnya.
Di
tengah-tengah krisis keuangan yang melanda Prancis, Louis XVI naik takhta pada tahun 1774.
Pemerintahan Louis XVI yang tidak kompeten semakin menambah kebencian rakyat
terhadap monarki. Didorong oleh sedang berkembangnya ide Pencerahan dan sentimen radikal, Revolusi
Prancis pun dimulai pada tahun 1789 dengan diadakannya pertemuan Etats-Généraux pada
bulan Mei. Tahun-tahun pertama Revolusi Prancis diawali dengan
diproklamirkannya Sumpah Lapangan Tenis pada
bulan Juni oleh Etats Ketiga, diikuti dengan serangan terhadap
Bastille pada bulan Juli, Deklarasi
Hak Asasi Manusia dan Warga Negara pada bulan Agustus,
dan mars kaum wanita di Versailles yang
memaksa istana kerajaan pindah kembali ke Paris pada bulan Oktober. Beberapa
tahun kedepannya, Revolusi Prancis didominasi oleh perjuangan kaum liberal dan
sayap kiri pendukung monarki yang berupaya menggagalkan reformasi.
Revolusi Prancis
Revolusi Prancis
Révolution française
|
|
Tanggal
|
1789–1799
|
Lokasi
|
|
Partisipan
|
Rakyat
Prancis
|
Hasil
|
·
Dihapuskannya kekuasaan
raja, aristokrat, gereja, dan digantikan oleh republik demokratik sekuler dan
radikal yang lebih otoriter dan termiliteristik.
|
Revolusi Prancis (bahasa Prancis: Révolution
française;
1789–1799), adalah suatu periode sosial radikal dan
pergolakan politik di Prancis yang memiliki dampak abadi
terhadap sejarah Prancis,
dan lebih luas lagi, terhadap Eropa secara
keseluruhan. Monarki absolut yang
telah memerintah Prancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun.
Rakyat Prancis mengalami transformasi sosial politik yang epik; feodalisme, aristokrasi, dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok
politik radikal sayap kiri,
oleh massa di jalan-jalan,
dan oleh masyarakat petani di perdesaan.[1] Ide-ide lama yang berhubungan
dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik digulingkan
secara tiba-tiba dan digantikan oleh prinsip-prinsip baru; Liberté,
égalité, fraternité (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan).
Ketakutan terhadap penggulingan menyebar pada monarki lainnya di seluruh Eropa,
yang berupaya mengembalikan tradisi-tradisi monarki lama untuk mencegah
pemberontakan rakyat. Pertentangan antara pendukung dan penentang Revolusi
terus terjadi selama dua abad berikutnya.
Di
tengah-tengah krisis keuangan yang melanda Prancis, Louis XVI naik takhta pada tahun 1774.
Pemerintahan Louis XVI yang tidak kompeten semakin menambah kebencian rakyat
terhadap monarki. Didorong oleh sedang berkembangnya ide Pencerahan dan sentimen radikal, Revolusi
Prancis pun dimulai pada tahun 1789 dengan diadakannya pertemuan Etats-Généraux pada
bulan Mei. Tahun-tahun pertama Revolusi Prancis diawali dengan diproklamirkannya Sumpah Lapangan Tenis pada
bulan Juni oleh Etats Ketiga, diikuti dengan serangan terhadap
Bastille pada bulan Juli, Deklarasi
Hak Asasi Manusia dan Warga Negara pada bulan Agustus,
dan mars kaum wanita di Versailles yang
memaksa istana kerajaan pindah kembali ke Paris pada bulan Oktober. Beberapa
tahun kedepannya, Revolusi Prancis didominasi oleh perjuangan kaum liberal dan
sayap kiri pendukung monarki yang berupaya menggagalkan reformasi.
Revolusi Prancis
Revolusi Prancis
Révolution française
|
|
Tanggal
|
1789–1799
|
Lokasi
|
|
Partisipan
|
Rakyat
Prancis
|
Hasil
|
·
Dihapuskannya kekuasaan
raja, aristokrat, gereja, dan digantikan oleh republik demokratik sekuler dan
radikal yang lebih otoriter dan termiliteristik.
|
Revolusi Prancis (bahasa Prancis: Révolution
française;
1789–1799), adalah suatu periode sosial radikal dan
pergolakan politik di Prancis yang memiliki dampak abadi
terhadap sejarah Prancis,
dan lebih luas lagi, terhadap Eropa secara
keseluruhan. Monarki absolut yang
telah memerintah Prancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun.
Rakyat Prancis mengalami transformasi sosial politik yang epik; feodalisme, aristokrasi, dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok
politik radikal sayap kiri,
oleh massa di jalan-jalan,
dan oleh masyarakat petani di perdesaan.[1] Ide-ide lama yang berhubungan
dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik digulingkan
secara tiba-tiba dan digantikan oleh prinsip-prinsip baru; Liberté,
égalité, fraternité (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan).
Ketakutan terhadap penggulingan menyebar pada monarki lainnya di seluruh Eropa,
yang berupaya mengembalikan tradisi-tradisi monarki lama untuk mencegah
pemberontakan rakyat. Pertentangan antara pendukung dan penentang Revolusi
terus terjadi selama dua abad berikutnya.
Di
tengah-tengah krisis keuangan yang melanda Prancis, Louis XVI naik takhta pada tahun 1774.
Pemerintahan Louis XVI yang tidak kompeten semakin menambah kebencian rakyat
terhadap monarki. Didorong oleh sedang berkembangnya ide Pencerahan dan sentimen radikal, Revolusi
Prancis pun dimulai pada tahun 1789 dengan diadakannya pertemuan Etats-Généraux pada
bulan Mei. Tahun-tahun pertama Revolusi Prancis diawali dengan
diproklamirkannya Sumpah Lapangan Tenis pada
bulan Juni oleh Etats Ketiga, diikuti dengan serangan terhadap
Bastille pada bulan Juli, Deklarasi
Hak Asasi Manusia dan Warga Negara pada bulan Agustus,
dan mars kaum wanita di Versailles yang
memaksa istana kerajaan pindah kembali ke Paris pada bulan Oktober. Beberapa
tahun kedepannya, Revolusi Prancis didominasi oleh perjuangan kaum liberal dan
sayap kiri pendukung monarki yang berupaya menggagalkan reformasi.
Revolusi Prancis
Revolusi Prancis
Révolution française
|
|
Tanggal
|
1789–1799
|
Lokasi
|
|
Partisipan
|
Rakyat
Prancis
|
Hasil
|
·
Dihapuskannya kekuasaan
raja, aristokrat, gereja, dan digantikan oleh republik demokratik sekuler dan
radikal yang lebih otoriter dan termiliteristik.
|
Revolusi Prancis (bahasa Prancis: Révolution
française;
1789–1799), adalah suatu periode sosial radikal dan
pergolakan politik di Prancis yang memiliki dampak abadi terhadap sejarah Prancis, dan lebih luas lagi,
terhadap Eropa secara keseluruhan. Monarki absolut yang telah memerintah
Prancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun. Rakyat Prancis
mengalami transformasi sosial politik yang epik; feodalisme, aristokrasi, dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok
politik radikal sayap kiri,
oleh massa di jalan-jalan,
dan oleh masyarakat petani di perdesaan.[1] Ide-ide lama yang berhubungan
dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik digulingkan
secara tiba-tiba dan digantikan oleh prinsip-prinsip baru; Liberté,
égalité, fraternité (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan).
Ketakutan terhadap penggulingan menyebar pada monarki lainnya di seluruh Eropa,
yang berupaya mengembalikan tradisi-tradisi monarki lama untuk mencegah
pemberontakan rakyat. Pertentangan antara pendukung dan penentang Revolusi
terus terjadi selama dua abad berikutnya.
Di
tengah-tengah krisis keuangan yang melanda Prancis, Louis XVI naik takhta pada tahun 1774.
Pemerintahan Louis XVI yang tidak kompeten semakin menambah kebencian rakyat
terhadap monarki. Didorong oleh sedang berkembangnya ide Pencerahan dan sentimen radikal, Revolusi
Prancis pun dimulai pada tahun 1789 dengan diadakannya pertemuan Etats-Généraux pada
bulan Mei. Tahun-tahun pertama Revolusi Prancis diawali dengan
diproklamirkannya Sumpah Lapangan Tenis pada
bulan Juni oleh Etats Ketiga, diikuti dengan serangan terhadap
Bastille pada bulan Juli, Deklarasi
Hak Asasi Manusia dan Warga Negara pada bulan Agustus,
dan mars kaum wanita di Versailles yang
memaksa istana kerajaan pindah kembali ke Paris pada bulan Oktober. Beberapa
tahun kedepannya, Revolusi Prancis didominasi oleh perjuangan kaum liberal dan
sayap kiri pendukung monarki yang berupaya menggagalkan reformasi.
Revolusi Prancis
Revolusi Prancis
Révolution française
|
|
Tanggal
|
1789–1799
|
Lokasi
|
|
Partisipan
|
Rakyat
Prancis
|
Hasil
|
·
Dihapuskannya kekuasaan
raja, aristokrat, gereja, dan digantikan oleh republik demokratik sekuler dan
radikal yang lebih otoriter dan termiliteristik.
|
Revolusi Prancis (bahasa Prancis: Révolution
française;
1789–1799), adalah suatu periode sosial radikal dan
pergolakan politik di Prancis yang memiliki dampak abadi
terhadap sejarah Prancis,
dan lebih luas lagi, terhadap Eropa secara
keseluruhan. Monarki absolut yang
telah memerintah Prancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun.
Rakyat Prancis mengalami transformasi sosial politik yang epik; feodalisme, aristokrasi, dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok
politik radikal sayap kiri,
oleh massa di jalan-jalan,
dan oleh masyarakat petani di perdesaan.[1] Ide-ide lama yang berhubungan
dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik digulingkan
secara tiba-tiba dan digantikan oleh prinsip-prinsip baru; Liberté,
égalité, fraternité (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan).
Ketakutan terhadap penggulingan menyebar pada monarki lainnya di seluruh Eropa,
yang berupaya mengembalikan tradisi-tradisi monarki lama untuk mencegah
pemberontakan rakyat. Pertentangan antara pendukung dan penentang Revolusi
terus terjadi selama dua abad berikutnya.
Di
tengah-tengah krisis keuangan yang melanda Prancis, Louis XVI naik takhta pada tahun 1774.
Pemerintahan Louis XVI yang tidak kompeten semakin menambah kebencian rakyat
terhadap monarki. Didorong oleh sedang berkembangnya ide Pencerahan dan sentimen radikal, Revolusi
Prancis pun dimulai pada tahun 1789 dengan diadakannya pertemuan Etats-Généraux pada
bulan Mei. Tahun-tahun pertama Revolusi Prancis diawali dengan
diproklamirkannya Sumpah Lapangan Tenis pada
bulan Juni oleh Etats Ketiga, diikuti dengan serangan terhadap
Bastille pada bulan Juli, Deklarasi
Hak Asasi Manusia dan Warga Negara pada bulan Agustus,
dan mars kaum wanita di Versailles yang
memaksa istana kerajaan pindah kembali ke Paris pada bulan Oktober. Beberapa
tahun kedepannya, Revolusi Prancis didominasi oleh perjuangan kaum liberal dan
sayap kiri pendukung monarki yang berupaya menggagalkan reformasi.
3. Perbedaan koperasi
menurut Paul hubert Casselma
Paul Hubert Casselman
Koperasi adalah suatu sistem, ekonomi yang mengandung unsur
sosial.
4. 1 Peranan
pemerintah dalam ekonomi koperasi Indonesia
Peran
pemerintah dalam pengembangan koperasi sangat penting dan tidak boleh
berhenti, baik buruknya hari depan koperasi sangat ditentukan oleh adanya
bantuan dan dukungan daripemerintah untuk pengembangan sektor koperasi yang
bersumber dari kemauan politikpemerintah dalam rangka menyusun struktur
ekonomi kerakyatan berdasarkan keadilan sosial.Peranan pemerintah dalam
gerakan koperasi antara lain dengan:
•
memberi
bimbingan berupa penyuluhan, pendidikan ataupun melakukan
penelitian bagiperkembangan koperasi serta bantuan konsultasi terhadap
permasalahan koperasi
•
melakukan
pengawasan termasuk memberi perlindungan terhadap koperasi berupapenetapan
bidang kegiatan ekonomi yang telah berhasil diusahakan oleh koperasi untuk
tidakdiusahakan oleh badan usaha lainnya
•
Konsep Koperasi
KONSEP KOPERASI BARAT
Koperasi
merupakan organisasi swasta, yang dibentuk secara sukarela oleh orang-orang
yang mempunyai persamaan kepentingan, dengan maksud mengurusi kepentingan para
anggotanya serta menciptakan keuntungan timbal balik bagi anggota koperasi
maupun perusahaan koperasi.
Unsur-unsur
Positif Konsep Koperasi Barat
Keinginan
individu dapat dipuaskan dengan cara bekerja sama antar sesama anggota, dg
saling membantu dan saling menguntungkan.
Setiap
individu dg tujuan yang sama dapat berpartisipasi untuk mendapatkan keuntungan
dan menanggung risiko bersama.
Hasil
berupa surplus/keuntungan didistribusikan kepada anggota sesuai dengan metode
yang telah disepakati Keuntungan yang belum didistribusikan akan dimasukkan
sebagai cadangan koperasi.
Dampak
Tidak Langsung Koperasi Terhadap Anggota
–
Pengembangan Kondisi sosial ekonomi sejumlah produsen skala kecil maupun
pelanggan.
–
Mengembangkan inovasi pada perusahaan skala kecil.
–
Memberikan distribusi pendapatan yang lebih seimbang dengan pemberian harga
yang wajar antara produsen dg pelanggan, serta pemberian kesempatan yang sama
pada koperasi dan perusahaan kecil.
Dampak
langsung koperasi terhadap anggotanya adalah:
Promosi
kegiatan ekonomi anggota.
Pengembangan
usaha perusahaan koperasi dalam hal investasi, formasi permodalan, pengembangan
sumber daya manusia (SDM), pengembangan keahlian untuk bertindak sebagai
wirausahawan, dan kerja sama antar koperasi secara horizontal dan vertikal.
KONSEP SOSIALIS
konsep
koperasi sosialis menyatakan bahwa koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh
pemerintah, dan dibentuk dengan tujuan merasionalkan produksi, untuk menunjang
perencanaan nasional. sebagai alat pelaksana dari perencanaan yang ditetapkan
secara sentral, maka koperasi merupakan bagian dari suatu tata administrasi
yang menyeluruh, berfungsi sebagai badan yang turut menentukan kebijakan
publik, serta merupakan badan pengawasan dan pendidikan.
Menurut
konsep ini, koperasi tidak berdiri sendiri tetapi merupakan subsistem dari
sistem sosialisme untuk mencapai tujuan – tujuan sistem sosialis-komunis
KONSEP KOPERASI NEGARA
BERKEMBANG
–
Koperasi sudah berkembang dengan ciri tersendiri, yaitu dominasi campur tangan
pemerintah dalam pembinaan dan pengembangannya.
–
Perbedaan dengan Konsep Sosialis :
Konsep
Sosialis : tujuan koperasi untuk
merasionalkan faktor produksi dari kepemilikan probadi ke pemilikan kolektif.
Konsep
Negara Berkembang :
tujuan koperasi adalah meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya.
Latar Belakang
Timbulnya Koperasi
A. Keterkaitan
Ideologi, Sistem Perekonomian, dan Aliran Koperasi
Perbedaan
ideologi suatu bangsa akan mengakibatkan perbedaan sistem perekonomiannya dan
tentunya aliran koperasi yang dianut pun akan berbeda. Sebaliknya, setiap
sistem perekonomian suatu bangsa juga akan menjiwai ideologi bangsanya dan
aliran koperasinya pun akan menjiwai sistem perekonomian dan ideologi bangsa tersebut.
A. ALIRAN
KOPERASI
Secara
umum aliran koperasi yang diianut oleh berbagai Negara di dunia dapat
dikelompokan berdasarkan peran gerakan koperasi dalam system perekonomian
dan hubungannya dengan pemerintah. Paul Hubert membaginya menjadi 3 aliran,
yaitu :
Aliran
Yardstick
–
Dijumpai pada negara-negara yang berideologi kapitalis atau yang menganut
perekonomian Liberal.
–
Koperasi dapat menjadi kekuatan untuk mengimbangi, menetralisasikan dan
mengoreksi.
–
Pemerintah tidak melakukan campur tangan terhadap jatuh bangunnya koperasi di
tengah-tengah masyarakat. Maju tidaknya koperasi terletak di tangan anggota
koperasi sendiri.
–
Pengaruh aliran ini sangat kuat, terutama dinegara – negara barat dimana
industri berkembang dengan pesat. Seperti di AS, Perancis, Swedia, Denmark,
Jerman, Belanda dll.
Aliran Sosialis
–
Koperasi dipandang sebagai alat yang paling efektif untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat, disamping itu menyatukan rakyat lebih mudah melalui
organisasi koperasi.
–
Pengaruh aliran ini banyak dijumpai di negara – negara Eropa Timur dan Rusia
Aliran Persemakmuran
(Commonwealth)
–
Koperasi sebagai alat yang efisien dan efektif dalam meningkatkan kualitas
ekonomi masyarakat.
–
Koperasi sebagai wadah ekonomi rakyat berkedudukan strategis dan memegang
peranan utama dalam struktur perekonomian masyarakat.
–
Hubungan Pemerintah dengan gerakan koperasi bersifat “Kemitraan (partnership)”,
dimana pemerintah bertanggung jawab dan berupaya agar iklim pertumbuhan
koperasi tercipta dengan baik.
“Kemakmuran
Masyarakat Berdasarkan Koperasi” karangan E.D. Damanik membagi
koperasi menjadi 4 aliran atau schools of cooperatives berdasarkan peranan dan
fungsinya dalam konstelasi perekonomian negara, yaitu :
–
Cooperative Commonwealth School
–
School of Modified Capitalism / School of
–
Competitive Yardstick
–
The Socialist School
–
Cooperative Sector School
2. Revolusi Prancis
Revolusi Prancis
Révolution française
|
|
Tanggal
|
1789–1799
|
Lokasi
|
|
Partisipan
|
Rakyat Prancis
|
Hasil
|
·
Dihapuskannya kekuasaan raja,
aristokrat, gereja, dan digantikan oleh republik demokratik sekuler dan
radikal yang lebih otoriter dan termiliteristik.
|
Revolusi Prancis (bahasa Prancis: Révolution française; 1789–1799), adalah suatu periode sosial radikal dan
pergolakan politik di Prancis yang memiliki dampak abadi
terhadap sejarah Prancis,
dan lebih luas lagi, terhadap Eropa secara
keseluruhan. Monarki absolut yang
telah memerintah Prancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun.
Rakyat Prancis mengalami transformasi sosial politik yang epik; feodalisme, aristokrasi, dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok
politik radikal sayap kiri,
oleh massa di jalan-jalan,
dan oleh masyarakat petani di perdesaan.[1] Ide-ide lama yang berhubungan
dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik digulingkan
secara tiba-tiba dan digantikan oleh prinsip-prinsip baru; Liberté,
égalité, fraternité (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan).
Ketakutan terhadap penggulingan menyebar pada monarki lainnya di seluruh Eropa,
yang berupaya mengembalikan tradisi-tradisi monarki lama untuk mencegah
pemberontakan rakyat. Pertentangan antara pendukung dan penentang Revolusi
terus terjadi selama dua abad berikutnya.
Di tengah-tengah
krisis keuangan yang melanda Prancis, Louis XVI naik takhta pada tahun 1774.
Pemerintahan Louis XVI yang tidak kompeten semakin menambah kebencian rakyat terhadap
monarki. Didorong oleh sedang berkembangnya ide Pencerahan dan sentimen radikal, Revolusi
Prancis pun dimulai pada tahun 1789 dengan diadakannya pertemuan Etats-Généraux pada
bulan Mei. Tahun-tahun pertama Revolusi Prancis diawali dengan
diproklamirkannya Sumpah Lapangan Tenis pada
bulan Juni oleh Etats Ketiga, diikuti dengan serangan terhadap
Bastille pada bulan Juli, Deklarasi
Hak Asasi Manusia dan Warga Negara pada bulan Agustus,
dan mars kaum wanita di Versailles yang
memaksa istana kerajaan pindah kembali ke Paris pada bulan Oktober. Beberapa
tahun kedepannya, Revolusi Prancis didominasi oleh perjuangan kaum liberal dan
sayap kiri pendukung monarki yang berupaya menggagalkan reformasi.
Revolusi Prancis
Revolusi Prancis
Révolution française
|
|
Tanggal
|
1789–1799
|
Lokasi
|
|
Partisipan
|
Rakyat
Prancis
|
Hasil
|
·
Dihapuskannya kekuasaan
raja, aristokrat, gereja, dan digantikan oleh republik demokratik sekuler dan
radikal yang lebih otoriter dan termiliteristik.
|
Revolusi Prancis (bahasa Prancis: Révolution
française;
1789–1799), adalah suatu periode sosial radikal dan
pergolakan politik di Prancis yang memiliki dampak abadi
terhadap sejarah Prancis,
dan lebih luas lagi, terhadap Eropa secara
keseluruhan. Monarki absolut yang
telah memerintah Prancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun.
Rakyat Prancis mengalami transformasi sosial politik yang epik; feodalisme, aristokrasi, dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok
politik radikal sayap kiri,
oleh massa di jalan-jalan,
dan oleh masyarakat petani di perdesaan.[1] Ide-ide lama yang berhubungan
dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik digulingkan
secara tiba-tiba dan digantikan oleh prinsip-prinsip baru; Liberté,
égalité, fraternité (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan).
Ketakutan terhadap penggulingan menyebar pada monarki lainnya di seluruh Eropa,
yang berupaya mengembalikan tradisi-tradisi monarki lama untuk mencegah
pemberontakan rakyat. Pertentangan antara pendukung dan penentang Revolusi
terus terjadi selama dua abad berikutnya.
Di
tengah-tengah krisis keuangan yang melanda Prancis, Louis XVI naik takhta pada tahun 1774.
Pemerintahan Louis XVI yang tidak kompeten semakin menambah kebencian rakyat
terhadap monarki. Didorong oleh sedang berkembangnya ide Pencerahan dan sentimen radikal, Revolusi
Prancis pun dimulai pada tahun 1789 dengan diadakannya pertemuan Etats-Généraux pada
bulan Mei. Tahun-tahun pertama Revolusi Prancis diawali dengan
diproklamirkannya Sumpah Lapangan Tenis pada
bulan Juni oleh Etats Ketiga, diikuti dengan serangan terhadap
Bastille pada bulan Juli, Deklarasi
Hak Asasi Manusia dan Warga Negara pada bulan Agustus,
dan mars kaum wanita di Versailles yang
memaksa istana kerajaan pindah kembali ke Paris pada bulan Oktober. Beberapa
tahun kedepannya, Revolusi Prancis didominasi oleh perjuangan kaum liberal dan
sayap kiri pendukung monarki yang berupaya menggagalkan reformasi.
Revolusi Prancis
Revolusi Prancis
Révolution française
|
|
Tanggal
|
1789–1799
|
Lokasi
|
|
Partisipan
|
Rakyat
Prancis
|
Hasil
|
·
Dihapuskannya kekuasaan
raja, aristokrat, gereja, dan digantikan oleh republik demokratik sekuler dan
radikal yang lebih otoriter dan termiliteristik.
|
Revolusi Prancis (bahasa Prancis: Révolution
française;
1789–1799), adalah suatu periode sosial radikal dan
pergolakan politik di Prancis yang memiliki dampak abadi
terhadap sejarah Prancis,
dan lebih luas lagi, terhadap Eropa secara
keseluruhan. Monarki absolut yang
telah memerintah Prancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun.
Rakyat Prancis mengalami transformasi sosial politik yang epik; feodalisme, aristokrasi, dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok
politik radikal sayap kiri,
oleh massa di jalan-jalan,
dan oleh masyarakat petani di perdesaan.[1] Ide-ide lama yang berhubungan
dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik digulingkan
secara tiba-tiba dan digantikan oleh prinsip-prinsip baru; Liberté,
égalité, fraternité (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan).
Ketakutan terhadap penggulingan menyebar pada monarki lainnya di seluruh Eropa,
yang berupaya mengembalikan tradisi-tradisi monarki lama untuk mencegah pemberontakan
rakyat. Pertentangan antara pendukung dan penentang Revolusi terus terjadi
selama dua abad berikutnya.
Di
tengah-tengah krisis keuangan yang melanda Prancis, Louis XVI naik takhta pada tahun 1774.
Pemerintahan Louis XVI yang tidak kompeten semakin menambah kebencian rakyat
terhadap monarki. Didorong oleh sedang berkembangnya ide Pencerahan dan sentimen radikal, Revolusi
Prancis pun dimulai pada tahun 1789 dengan diadakannya pertemuan Etats-Généraux pada
bulan Mei. Tahun-tahun pertama Revolusi Prancis diawali dengan
diproklamirkannya Sumpah Lapangan Tenis pada
bulan Juni oleh Etats Ketiga, diikuti dengan serangan terhadap
Bastille pada bulan Juli, Deklarasi
Hak Asasi Manusia dan Warga Negara pada bulan Agustus,
dan mars kaum wanita di Versailles yang
memaksa istana kerajaan pindah kembali ke Paris pada bulan Oktober. Beberapa
tahun kedepannya, Revolusi Prancis didominasi oleh perjuangan kaum liberal dan
sayap kiri pendukung monarki yang berupaya menggagalkan reformasi.
Revolusi Prancis
Revolusi Prancis
Révolution française
|
|
Tanggal
|
1789–1799
|
Lokasi
|
|
Partisipan
|
Rakyat
Prancis
|
Hasil
|
·
Dihapuskannya kekuasaan
raja, aristokrat, gereja, dan digantikan oleh republik demokratik sekuler dan
radikal yang lebih otoriter dan termiliteristik.
|
Revolusi Prancis (bahasa Prancis: Révolution
française;
1789–1799), adalah suatu periode sosial radikal dan
pergolakan politik di Prancis yang memiliki dampak abadi
terhadap sejarah Prancis,
dan lebih luas lagi, terhadap Eropa secara
keseluruhan. Monarki absolut yang
telah memerintah Prancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun.
Rakyat Prancis mengalami transformasi sosial politik yang epik; feodalisme, aristokrasi, dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok
politik radikal sayap kiri,
oleh massa di jalan-jalan,
dan oleh masyarakat petani di perdesaan.[1] Ide-ide lama yang berhubungan
dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik digulingkan
secara tiba-tiba dan digantikan oleh prinsip-prinsip baru; Liberté,
égalité, fraternité (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan).
Ketakutan terhadap penggulingan menyebar pada monarki lainnya di seluruh Eropa,
yang berupaya mengembalikan tradisi-tradisi monarki lama untuk mencegah
pemberontakan rakyat. Pertentangan antara pendukung dan penentang Revolusi
terus terjadi selama dua abad berikutnya.
Di
tengah-tengah krisis keuangan yang melanda Prancis, Louis XVI naik takhta pada tahun 1774.
Pemerintahan Louis XVI yang tidak kompeten semakin menambah kebencian rakyat
terhadap monarki. Didorong oleh sedang berkembangnya ide Pencerahan dan sentimen radikal, Revolusi
Prancis pun dimulai pada tahun 1789 dengan diadakannya pertemuan Etats-Généraux pada
bulan Mei. Tahun-tahun pertama Revolusi Prancis diawali dengan diproklamirkannya Sumpah Lapangan Tenis pada
bulan Juni oleh Etats Ketiga, diikuti dengan serangan terhadap
Bastille pada bulan Juli, Deklarasi
Hak Asasi Manusia dan Warga Negara pada bulan Agustus,
dan mars kaum wanita di Versailles yang
memaksa istana kerajaan pindah kembali ke Paris pada bulan Oktober. Beberapa
tahun kedepannya, Revolusi Prancis didominasi oleh perjuangan kaum liberal dan
sayap kiri pendukung monarki yang berupaya menggagalkan reformasi.
Revolusi Prancis
Revolusi Prancis
Révolution française
|
|
Tanggal
|
1789–1799
|
Lokasi
|
|
Partisipan
|
Rakyat
Prancis
|
Hasil
|
·
Dihapuskannya kekuasaan
raja, aristokrat, gereja, dan digantikan oleh republik demokratik sekuler dan
radikal yang lebih otoriter dan termiliteristik.
|
Revolusi Prancis (bahasa Prancis: Révolution
française;
1789–1799), adalah suatu periode sosial radikal dan
pergolakan politik di Prancis yang memiliki dampak abadi
terhadap sejarah Prancis,
dan lebih luas lagi, terhadap Eropa secara
keseluruhan. Monarki absolut yang
telah memerintah Prancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun.
Rakyat Prancis mengalami transformasi sosial politik yang epik; feodalisme, aristokrasi, dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok
politik radikal sayap kiri,
oleh massa di jalan-jalan,
dan oleh masyarakat petani di perdesaan.[1] Ide-ide lama yang berhubungan
dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik digulingkan
secara tiba-tiba dan digantikan oleh prinsip-prinsip baru; Liberté,
égalité, fraternité (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan).
Ketakutan terhadap penggulingan menyebar pada monarki lainnya di seluruh Eropa,
yang berupaya mengembalikan tradisi-tradisi monarki lama untuk mencegah
pemberontakan rakyat. Pertentangan antara pendukung dan penentang Revolusi
terus terjadi selama dua abad berikutnya.
Di
tengah-tengah krisis keuangan yang melanda Prancis, Louis XVI naik takhta pada tahun 1774.
Pemerintahan Louis XVI yang tidak kompeten semakin menambah kebencian rakyat
terhadap monarki. Didorong oleh sedang berkembangnya ide Pencerahan dan sentimen radikal, Revolusi
Prancis pun dimulai pada tahun 1789 dengan diadakannya pertemuan Etats-Généraux pada
bulan Mei. Tahun-tahun pertama Revolusi Prancis diawali dengan
diproklamirkannya Sumpah Lapangan Tenis pada
bulan Juni oleh Etats Ketiga, diikuti dengan serangan terhadap
Bastille pada bulan Juli, Deklarasi
Hak Asasi Manusia dan Warga Negara pada bulan Agustus,
dan mars kaum wanita di Versailles yang
memaksa istana kerajaan pindah kembali ke Paris pada bulan Oktober. Beberapa
tahun kedepannya, Revolusi Prancis didominasi oleh perjuangan kaum liberal dan
sayap kiri pendukung monarki yang berupaya menggagalkan reformasi.
Revolusi Prancis
Revolusi Prancis
Révolution française
|
|
Tanggal
|
1789–1799
|
Lokasi
|
|
Partisipan
|
Rakyat
Prancis
|
Hasil
|
·
Dihapuskannya kekuasaan
raja, aristokrat, gereja, dan digantikan oleh republik demokratik sekuler dan
radikal yang lebih otoriter dan termiliteristik.
|
Revolusi Prancis (bahasa Prancis: Révolution
française;
1789–1799), adalah suatu periode sosial radikal dan
pergolakan politik di Prancis yang memiliki dampak abadi terhadap sejarah Prancis, dan lebih luas lagi,
terhadap Eropa secara keseluruhan. Monarki absolut yang telah memerintah
Prancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun. Rakyat Prancis
mengalami transformasi sosial politik yang epik; feodalisme, aristokrasi, dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok
politik radikal sayap kiri,
oleh massa di jalan-jalan,
dan oleh masyarakat petani di perdesaan.[1] Ide-ide lama yang berhubungan
dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik digulingkan
secara tiba-tiba dan digantikan oleh prinsip-prinsip baru; Liberté,
égalité, fraternité (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan).
Ketakutan terhadap penggulingan menyebar pada monarki lainnya di seluruh Eropa,
yang berupaya mengembalikan tradisi-tradisi monarki lama untuk mencegah
pemberontakan rakyat. Pertentangan antara pendukung dan penentang Revolusi
terus terjadi selama dua abad berikutnya.
Di
tengah-tengah krisis keuangan yang melanda Prancis, Louis XVI naik takhta pada tahun 1774.
Pemerintahan Louis XVI yang tidak kompeten semakin menambah kebencian rakyat
terhadap monarki. Didorong oleh sedang berkembangnya ide Pencerahan dan sentimen radikal, Revolusi
Prancis pun dimulai pada tahun 1789 dengan diadakannya pertemuan Etats-Généraux pada
bulan Mei. Tahun-tahun pertama Revolusi Prancis diawali dengan
diproklamirkannya Sumpah Lapangan Tenis pada
bulan Juni oleh Etats Ketiga, diikuti dengan serangan terhadap
Bastille pada bulan Juli, Deklarasi
Hak Asasi Manusia dan Warga Negara pada bulan Agustus,
dan mars kaum wanita di Versailles yang
memaksa istana kerajaan pindah kembali ke Paris pada bulan Oktober. Beberapa
tahun kedepannya, Revolusi Prancis didominasi oleh perjuangan kaum liberal dan
sayap kiri pendukung monarki yang berupaya menggagalkan reformasi.
Revolusi Prancis
Revolusi Prancis
Révolution française
|
|
Tanggal
|
1789–1799
|
Lokasi
|
|
Partisipan
|
Rakyat
Prancis
|
Hasil
|
·
Dihapuskannya kekuasaan
raja, aristokrat, gereja, dan digantikan oleh republik demokratik sekuler dan
radikal yang lebih otoriter dan termiliteristik.
|
Revolusi Prancis (bahasa Prancis: Révolution
française;
1789–1799), adalah suatu periode sosial radikal dan
pergolakan politik di Prancis yang memiliki dampak abadi
terhadap sejarah Prancis,
dan lebih luas lagi, terhadap Eropa secara
keseluruhan. Monarki absolut yang
telah memerintah Prancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun.
Rakyat Prancis mengalami transformasi sosial politik yang epik; feodalisme, aristokrasi, dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok
politik radikal sayap kiri,
oleh massa di jalan-jalan,
dan oleh masyarakat petani di perdesaan.[1] Ide-ide lama yang berhubungan
dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan Gereja Katolik digulingkan
secara tiba-tiba dan digantikan oleh prinsip-prinsip baru; Liberté,
égalité, fraternité (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan).
Ketakutan terhadap penggulingan menyebar pada monarki lainnya di seluruh Eropa,
yang berupaya mengembalikan tradisi-tradisi monarki lama untuk mencegah
pemberontakan rakyat. Pertentangan antara pendukung dan penentang Revolusi
terus terjadi selama dua abad berikutnya.
Di
tengah-tengah krisis keuangan yang melanda Prancis, Louis XVI naik takhta pada tahun 1774.
Pemerintahan Louis XVI yang tidak kompeten semakin menambah kebencian rakyat
terhadap monarki. Didorong oleh sedang berkembangnya ide Pencerahan dan sentimen radikal, Revolusi
Prancis pun dimulai pada tahun 1789 dengan diadakannya pertemuan Etats-Généraux pada
bulan Mei. Tahun-tahun pertama Revolusi Prancis diawali dengan
diproklamirkannya Sumpah Lapangan Tenis pada
bulan Juni oleh Etats Ketiga, diikuti dengan serangan terhadap
Bastille pada bulan Juli, Deklarasi
Hak Asasi Manusia dan Warga Negara pada bulan Agustus,
dan mars kaum wanita di Versailles yang
memaksa istana kerajaan pindah kembali ke Paris pada bulan Oktober. Beberapa
tahun kedepannya, Revolusi Prancis didominasi oleh perjuangan kaum liberal dan
sayap kiri pendukung monarki yang berupaya menggagalkan reformasi.
3. Perbedaan koperasi
menurut Paul hubert Casselma
Paul Hubert Casselman
Koperasi adalah suatu sistem, ekonomi yang mengandung unsur
sosial.
4. 1 Peranan
pemerintah dalam ekonomi koperasi Indonesia
Peran
pemerintah dalam pengembangan koperasi sangat penting dan tidak boleh
berhenti, baik buruknya hari depan koperasi sangat ditentukan oleh adanya
bantuan dan dukungan daripemerintah untuk pengembangan sektor koperasi yang
bersumber dari kemauan politikpemerintah dalam rangka menyusun struktur
ekonomi kerakyatan berdasarkan keadilan sosial.Peranan pemerintah dalam
gerakan koperasi antara lain dengan:
•
memberi
bimbingan berupa penyuluhan, pendidikan ataupun melakukan
penelitian bagiperkembangan koperasi serta bantuan konsultasi terhadap
permasalahan koperasi
•
melakukan
pengawasan termasuk memberi perlindungan terhadap koperasi berupapenetapan
bidang kegiatan ekonomi yang telah berhasil diusahakan oleh koperasi untuk
tidakdiusahakan oleh badan usaha lainnya
•